Categories
Baitul Hikmah Press

Pengalaman Puncak Spiritual dalam Al-Qur’an

Pengalaman Puncak Spiritual dalam Al-Qur’an
(Studi Dimensi Spiritualitas Ihsan)
236 hlm; 14,5 cm x 20,5 cm
Cetakan Pertama: Oktober 2022
ISBN: (Proses)
Penyusun : Dr. H. Slamet Firdaus, M.A.
Editor : Ahmad Ibrizul Izzi, M.H.
Diterbitkan oleh:
Baitul Hikmah Press
Pesantren Baitul Hikmah: Pusat Pengkajian
dan Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman
Krapyak Kulon RT 07 No 212 Panggungharjo
Sewon Bantul Yogyakarta

Berbicara psikologi dan tasawuf dalam membahas sisi inner space manusia, seakan terdapat pertentangan diantara keduanya. Disatu sisi, psikologi dianggap sebagai pengetahuan empiris dengan sifat sekuler dan positifistik. Hal tersebut tentu mengakibatkan psikologi memisahkan diri dengan segala hal yang berbau spiritual. Artinya, psikologi bertentangan dengan tasawuf. Namun demikian, disisi lain, justru psikologi dianggap bertalian erat dengan tasawuf karena banyak hasil pikir para pakar psikologi yang ternyata berbau spiritual, bahkan cenderung ke arah mistikal. Sebut saja Abraham Maslow, psikolog yang menerima sisi spiritual manusia dalam teori-teorinya yang pada gilirannya menawarkan mazhab humanistik sebagai pandangan alternatif dari pandangan psikologi yang sudah ada sebelumnya.
Dalam konteks kesinambungan dan kesaling terhubungan antara psikologi dan tasawuf inilah, gejala-gejala keagamaan atau problem spiritual manusia menemukan tempatnya sebagai wilayah kajian ilmiah yang lebih representatif, khususnya dalam ranah agama. Dalam keterkaitan diantara keduanya, peran tasawuf sebagai pengetahuan tentang dimensi batin (esoteris) manusia dengan memfokuskan penyingkapan realitas metafisik melalui proses penempaan diri (suluk), usaha penyempurnaan diri yang dilakukan secara terus menerus (riyadhoh), proses penyucian jiwa (tazkiyah an nafs), dan lain sebagainya merupakan ranah yang dapat memperkaya sekaligus memperluas wilayah kajian dalam psikologi. Akhirnya, tasawuf yang semula merupakan pengalaman batin (esetoris) manusia yang sulit untuk diungkapkan dengan logika bahasa deskriptif, dengan bantuan psikologi dapat dikonstruksikan secara lebih teoritis dan ilmiah. Hal tersebut seperti dikatakan oleh Maslow dalam bukunya Toward a Psychology of Being yang menganggap bahwa pandangan spiritual dan transpersonal dapat menyempurnakan pengetahuan dalam psikologi.
Pembahasan di atas, telah secara lugas dijelaskan dalam buku yang ditulis oleh Bapak KH. Slamet. Dengan menggunakan pendekatan tafsir tematik, Bapak KH. Slamet berhasil secara apik menempatkan kajian inner space manusia diantara dua ranah, yaitu tasawuf dan psikologi dengan tanpa mempertentangkan keduanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *