Moderasi Beragama: Gagasan, Pengalaman, dan Refleksi Perjalanan Pengasuh Pesantren ke Jerman
Penulis:
Hadi M Musa Said, Muhammad Hanif, Arma Mareta, Faiz Farichah, Adibus Sholeh, Muh Najib, Nurul Bahrul Ulum, Lukman Nur Amin, Dalail, Hamid Hodir, Syarif Abu Bakar bin Hud, Jazilus Sakhok, A Kholili Kholil, Zulia Khoirun Nisa’, Quowwam Hassan, Ahmad Hasan Al Banna, Muhammad Zaki Fahmi, Afifah Jilan Mastna Hasan Masat, Wahid Abdulrahman
Editor: Wahid Abdulrahman, Muhammad Zaki Fahmi
Desain Sampul & Tata Letak Isi: Margaretha Dwi Lestari
Diterbitkan oleh: Baitul Hikmah Press
Cetakan Pertama, Oktober 2024
xiv + 270 halaman, 15,5 cm x 23 cm
ISBN: (Proses)
Dari sudut pandang ‘Moderasi Beragama’ bisa dikatakan bahwa Proyek Corpus Coranicum ini merupakan bentuk konkrit dari ta‘aruf (saling mengenal) yang dilakukan oleh para ahli yang beragam afiliasi agamanya (yakni, Yahudi dan Kristen) terhadap keilmuan dan tradisi keislaman. Bahkan, hal ini bukan sekedar ta‘aruf, melainkan bentuk pendalaman pada tradisi keagamaan lain. Berbicara tentang ta‘aruf yang diajarkan oleh Q.S. al-Hujurat:13, kita teringat pada penafsiran Al-Imam Fakhr al-Din al-Razi yang menyatakan bahwa dalam hal ta‘aruf ada dua sikap yang harus dilakukan, yakni (1) mengakui dan tidak mengingkari eksistensi bangsa, suku, tradisi dan agama lain (‘adam al-tanakur), dan (2) saling menolong (tanashur) (Lihat al-Razi, Mafatih al-Ghayb, 28:138). Apa yang dilakukan oleh para ilmuan di Corpus Coranicum tersebut dari satu sisi mengakui eksistensi teks Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam, dan di sisi yang lain memberikan bantuan kepada siapapun, termasuk umat Islam, untuk dapat memanfaatkan hasil dari kerja keras mereka dalam bentuk digitalisasi data base tersebut dan bentuk penafsiran yang mengacu pada pencarian historical meaning (makna historis) ayat-ayat Al-Qur’an.